Dapat atau tidaknya suatu produk mempunyai kinerja penjualan yang baik harus diuji oleh pasar. Sepanjang keseluruhan proses pemasaran, kemasan kotak warna memainkan peran yang sangat penting. Ia berkomunikasi dengan konsumen menggunakan bahasa gambarnya yang unik untuk memengaruhi emosi pertama mereka dan membangkitkan minat pada produk yang dikemasnya pada pandangan pertama. Hal ini dapat mendorong kesuksesan sekaligus mengarah pada kegagalan, dan pengemasan tanpa menunjukkan kekuatan akan membuat konsumen menjauh. Dengan perkembangan dan peningkatan ekonomi pasar Tiongkok yang berkelanjutan, konsumen menjadi semakin dewasa dan rasional, dan pasar secara bertahap menunjukkan karakteristik "pasar pembeli". Hal ini tidak hanya meningkatkan kesulitan pemasaran produk, tetapi juga membawa tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada desain kemasan, mendorong kemasan produk untuk memahami psikologi konsumen masyarakat dan berkembang ke arah yang lebih ilmiah dan tingkat tinggi.
Pengemasan dengan kotak warna sudah menjadi perilaku utama penjualan pasar dalam aktivitas komersial sebenarnya, yang mau tidak mau mempunyai kaitan erat dengan aktivitas psikologis konsumen. Sebagai seorang desainer kemasan, jika tidak memahami psikologi konsumen maka mereka akan mengalami kebutaan. Bagaimana menarik perhatian konsumen, dan bagaimana lebih merangsang minat mereka serta mendorong mereka untuk melakukan perilaku pembelian yang utama, yang kesemuanya harus melibatkan pengetahuan tentang psikologi konsumen. Oleh karena itu, mempelajari psikologi konsumen dan perubahannya merupakan komponen penting dalam desain kemasan. Hanya dengan menguasai dan menerapkan hukum psikologi konsumen secara wajar, kita dapat secara efektif meningkatkan kualitas desain, meningkatkan nilai tambah produk, dan meningkatkan efisiensi penjualan.
Penelitian psikologi konsumen menunjukkan bahwa konsumen memiliki aktivitas psikologis yang kompleks sebelum dan sesudah membeli barang, dan perbedaan usia, jenis kelamin, pekerjaan, etnis, tingkat budaya, lingkungan sosial, dan banyak aspek lainnya membagi mereka menjadi banyak kelompok konsumen yang berbeda dan karakteristik psikologis mereka yang berbeda. Berdasarkan hasil survei China Social Survey Institute (SSIC) terhadap psikologi konsumen masyarakat umum beberapa tahun terakhir, ciri-ciri psikologi konsumen secara umum dapat diringkas menjadi beberapa jenis berikut:
1. Pola pikir pragmatis. Ciri psikologis utama sebagian besar konsumen dalam proses konsumsi adalah mentalitas pragmatis, yang meyakini bahwa kegunaan sebenarnya dari produk adalah yang terpenting. Mereka berharap produknya mudah digunakan, murah dan berkualitas, serta tidak sengaja mengejar tampilan estetis dan gaya baru. Kelompok konsumen yang bermental pragmatis sebagian besar adalah konsumen dewasa, kelas pekerja, ibu rumah tangga, dan kelompok konsumen lanjut usia.
2. Mentalitas mencari keindahan. Konsumen dengan tingkat keterjangkauan tertentu umumnya mempunyai mentalitas mencari keindahan, mengutamakan penampilan dan kemasan luar produk, serta lebih memperhatikan nilai seni produk. Kelompok konsumen yang mendambakan kecantikan sebagian besar adalah kaum muda dan kelas intelektual, dan proporsi perempuan dalam kelompok ini mencapai 75,3%. Dari segi kategori produk, kemasan perhiasan, kosmetik, pakaian, kerajinan tangan, dan oleh-oleh perlu lebih memperhatikan ekspresi psikologi nilai estetika.
3. Mentalitas mencari perbedaan. Kelompok konsumen yang mendambakan keberagaman sebagian besar adalah kaum muda yang berusia di bawah 35 tahun. Kelompok konsumen jenis ini percaya bahwa gaya produk dan kemasan sangat penting, menekankan kebaruan, keunikan, dan individualitas. Mereka menuntut kemasan yang lebih modis dan avant-garde dalam hal bentuk, warna, grafis, dll, namun tidak terlalu memperhatikan nilai dan harga produk. Dalam kelompok konsumen ini, anak-anak di bawah umur mempunyai proporsi yang cukup besar, dan bagi mereka, terkadang kemasan produk lebih penting daripada produk itu sendiri. Bagi kelompok konsumen yang tidak dapat diabaikan ini, desain kemasannya harus menonjolkan ciri-ciri "kebaruan" untuk memenuhi kebutuhan psikologis mereka dalam mencari perbedaan.
4. Psikologi konformitas. Konsumen dengan mentalitas kelompok bersedia mengikuti tren populer atau meniru gaya selebriti. Kelompok konsumen jenis ini memiliki rentang usia yang luas, karena kuatnya promosi fashion dan selebritis oleh berbagai media mendorong terbentuknya perilaku psikologis tersebut. Oleh karena itu, desain kemasan harus memahami tren fashion atau secara langsung memperkenalkan juru bicara citra produk yang sangat disukai konsumen, guna meningkatkan kredibilitas produk.
5. Penamaan psikologi. Terlepas dari kelompok konsumennya, terdapat rasa mencari ketenaran, menghargai merek produk, dan memiliki rasa percaya serta loyalitas terhadap merek terkenal. Ketika kondisi ekonomi memungkinkan, malah ngotot berlangganan meski harga produknya mahal. Oleh karena itu, membangun brand image yang baik dalam desain kemasan menjadi kunci sukses penjualan produk melalui pencetakan kotak warna.
Singkatnya, psikologi konsumen itu kompleks dan jarang mempertahankan satu orientasi dalam waktu lama. Dalam kebanyakan kasus, dimungkinkan untuk menggabungkan dua atau lebih persyaratan psikologis. Pengejaran terhadap keragaman psikologis mendorong pengemasan kotak warna produk untuk menghadirkan gaya desain yang sama beragamnya.